JAKARTA, PustakaJC.co — Tradisi para kiai memulai kembali pengajian di pesantren pada hari atau malam Rabu bukan tanpa dasar. Ustadz Abdul Wahab menjelaskan bahwa hal itu berkaitan erat dengan nilai simbolik dan dalil dari para ulama klasik.
“Rabu disebut dalam hadits sahih sebagai hari saat Allah menciptakan cahaya. Ilmu itu sendiri juga cahaya. Maka, pengajian di hari Rabu adalah pertemuan dua cahaya,” kata Ustadz Wahab, dikutip dari NU Online, Jumat, (11/7/2025).
Menurutnya, pengajian yang dimulai di hari penciptaan cahaya akan diberkahi sempurna. Ia mengutip pendapat Imam al-Ajluni dalam kitab Kasyf al-Khafa’ bahwa segala sesuatu yang dimulai di hari Rabu akan berakhir dengan baik. Hal ini bersumber dari keterangan Syekh Burhanuddin, penulis kitab al-Hidayah.
Senada dengan itu, Imam as-Sakhawi dalam al-Maqashid al-Hasanah juga menuliskan bahwa hari Rabu sempat mengadu kepada Allah karena dianggap hari sial. Sebagai balasannya, Allah menganugerahi keistimewaan: setiap amal yang dimulai di hari itu akan disempurnakan.