Sementara itu, Pengasuh Ponpes eLKISI, Fathur Rohman, menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya fokus pada pendidikan, tapi juga menjalankan program-program sosial yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
“Pesantren ini milik umat, maka manfaatnya juga harus kembali ke umat. Kami menjadikan pesantren sebagai basis edukasi sekaligus pemberdayaan sosial,” kata Fathur.
Beberapa program yang dijalankan Ponpes eLKISI antara lain pembagian 600 paket sembako setiap bulan serta program bedah rumah yang telah membantu lebih dari 30 keluarga.
Dengan modal kepercayaan umat, lahan produktif, dan semangat kemandirian, pesantren diharapkan bisa menjadi pusat pemberdayaan masyarakat dan penopang ketahanan pangan nasional. Romo Syafi’i optimis, jika pesantren diberdayakan secara optimal, maka kontribusinya akan semakin nyata dalam pembangunan berkelanjutan Indonesia. (ivan)