Secara topikal, akar wangi juga digunakan untuk mengusir serangga, rayap, nyamuk, bahkan kutu. Tanaman ini juga dapat digunakan sebagai antiseptik untuk mengobati luka dan menghilangkan bekas luka. Di Garut, Jawa Barat, akar wangi juga dimanfaatkan untuk menjadi bahan kerajinana seperti tas, tempat lampu, lukisan, taplak meja, partisi, dan sarung bantal.
Selain karena wanginya, tanaman ini juga rupanya dikenal memiliki beragam manfaat untuk pelestarian lingkungan. Akar wangi diketahui telah digunakan lebih dari 100 negara dan menjadi elemen utama dalam sistem biaya rendah dan efisien untuk konservasi tanah dan air, stabilisasi infrastruktur, pengendalian polusi, pengolahan air limbah, mitigasi dan rehabilitasi, pengendalian sedimen, pencegahan kerusakan akibat badai, dan masih banyak lagi.
Daunnya bisa menyerap karbon, jadi pakan ternak, pengusir hama, atap rumah, dan bahan baku kertas. Akarnya dapat mencegah longsor dan banjir, , melindungi infrastruktur, memperbaiki kualitas air, menyerap racun, dan menyuburkan tanah.
Menurut penjelasan Agus Wibowo yang pada tahun 2020 menjabat sebagai Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), akar wangi juga dapat digunakan untuk konservasi lahan bekas pertambangan, pencegah erosi lereng, penahan abrasi pantai, dan stabilisasi tebing melalui teknologi vetiver grass technology (VGT) atau vetiver system (VS).