Di sisi lain, seiring dengan semakin banyaknya generasi muda yang terdidik dan lebih mengenal budaya kota, pola pernikahan pun mulai beralih. Laki-laki kini lebih banyak yang mengambil inisiatif untuk melamar perempuan, yang sebelumnya adalah kewajiban perempuan.
“Sekarang, laki laki yang melamar perempuan dan memang itu sebenarnya yang dianjurkan. Karena laki laki itu harus kuat, orang yang harus menanggung semua beban keluarga, maka dia yang harus melamar.” Jelas laki-laki yang tinggal di Wotan, Gresik ini.
Pergeseran budaya ini juga berkaitan dengan perubahan nilai sosial yang lebih luas. Dulu, tanggung jawab sosial dan ekonomi lebih banyak diemban oleh keluarga perempuan, karena mereka lebih terlibat dalam kehidupan pertanian. Namun, seiring dengan meningkatnya pendidikan dan peluang kerja di luar pertanian, pandangan ini berubah. Kini, laki-laki lebih dianggap sebagai pihak yang seharusnya mengambil langkah pertama dalam sebuah hubungan pernikahan.
"Sekarang itu karena kemudian dunia pertanian sudah tidak seperti dulu lagi, alat angkut untuk pertanian juga sudah tidak lagi menggunakan gerobak sapi, masyarakat sudah kuliahan semuanya, sudah mengenal budaya kota semuanya." ujarnya.