4. Gangguan Sistem Saraf
Beberapa kondisi neurologis, seperti disautonomia (gangguan pada sistem saraf otonom), dapat mengganggu pengaturan tekanan darah, sehingga menyebabkan pusing setelah jongkok.
Jika pusing setelah jongkok hanya terjadi sesekali dan cepat membaik, kemungkinan besar itu hanya efek sementara dari perubahan posisi tubuh. Namun, jika sering terjadi dan disertai gejala lain seperti lemas, pucat, jantung berdebar, atau sesak napas, bisa jadi ini merupakan tanda anemia atau masalah kesehatan lainnya.
Cara Mencegah dan Mengatasi Pusing Setelah Jongkok
1. Bangkit secara perlahan: Hindari berdiri terlalu cepat agar tubuh memiliki waktu untuk beradaptasi dengan perubahan posisi.
2. Minum cukup air: Pastikan tubuh tetap terhidrasi agar tidak memperburuk kondisi ini.
3. Konsumsi makanan kaya zat besi: Jika sering merasa pusing dan mudah lelah, pastikan asupan zat besi cukup dengan mengonsumsi daging merah, bayam, dan kacang-kacangan.
4. Periksa kesehatan secara rutin: Jika pusing terus berulang atau semakin parah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.
Kesimpulannya, pusing setelah jongkok tidak selalu menandakan anemia. Faktor seperti tekanan darah rendah, dehidrasi, dan hipoglikemia juga dapat berkontribusi terhadap kondisi ini. Jika kamu sering mengalaminya, jangan ragu untuk memeriksakan diri agar mendapatkan penanganan yang tepat! (nov)