"Customer menuntut agar otomotif bisa lebih ramah lingkungan. Mobil listrik menjadi salah satu contohnya, kayaan nikel Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai basis baterainya," ucapnya.
Bukan tanpa sebab Heru mengatakan ini, pertumbuhan sektor otomotif di Jatim ditopang oleh dua jenis varian yang banyak diminati masyarakat Jawa Timur yaitu varian Multi Purpose Vehicle (MPV) dengan kontribusi mencapai 37,05%.
Jumlah ini disusul dengan jenis Low Cost Green Car (LCGC) dengan kontribusi mencapai 20,82%. Ini mengingat bahwa Pemprov Jatim sendiri mendukung penuh penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebagai bentuk pencegahan permasalahan iklim dan polusi.
"Beberapa hal yang mendorong peningkatan konsumsi varian kendaraan tersebut adalah masih terjaganya volume pengguna kendaraan roda empat varian LCGC dengan kontribusi rata-rata mencapai 21,35%, serta masih terbukanya peluang usaha sektor transportasi online yang cukup berkembang selama tiga tahun terakhir," paparnya.
Heru menambahkan, bahwa mendasari semua itu, Jawa Timur juga memiliki peran strategis dalam transaksi otomotif. Salah satunya dalam penerimaan pajak, dimana dalam 5 tahun terakhir, sektor otomotif berkontribusi hingga 58% dalam Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jatim.