Gempa besar ini juga memicu kemunculan langka Pemimpin Junta Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, yang selama ini jarang tampil di depan publik. Dalam pernyataannya, Min Aung Hlaing menginstruksikan seluruh aparat dan lembaga terkait untuk memprioritaskan upaya penyelamatan dan bantuan kemanusiaan.
"Kami berkomitmen untuk mengerahkan seluruh sumber daya demi menyelamatkan warga dan memulihkan infrastruktur yang rusak," ujarnya melalui siaran resmi MRTV. Ujar Jendral
Sementara itu, otoritas Thailand menyatakan bahwa dampak gempa juga terasa signifikan di wilayah utara dan tengah.
"Kami masih melakukan evakuasi di area terdampak, terutama di lokasi gedung yang roboh. Tim penyelamat bekerja sepanjang waktu untuk menemukan korban yang terjebak," ungkap Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Thailand.
Masyarakat di Myanmar dan Thailand diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan dan risiko lanjutan seperti longsor. Proses pencarian korban terus dilakukan dengan melibatkan ribuan personel penyelamat di kedua negara.
Dengan situasi yang masih berkembang, dunia kini menyoroti bagaimana Myanmar menghadapi salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah modernnya. Berbagai organisasi kemanusiaan internasional juga mulai bergerak untuk memberikan bantuan darurat bagi para korban. (ivan)