"Di Jatim, awal musim kemarau tahun 2025 diprakirakan mundur (32,4%), sama (39,2%) dan maju (28,4%) dari normalnya," ujarnya kepada PustakaJC.co, Jumat (4/7/2025).
Gatot menambahkan, musim kemarau tidak menutup kemungkinan masih terjadi hujan, namun tidak sesering pada musim penghujan. Sehingga disebut kemarau basah. Sementara puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Agustus 2025.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD Jatim telah mempersiapkan beberapa upaya seperti rapat koordinasi dan mendata potensi wilayah terdampak kekeringan di Jawa Timur. Rapat koordinasi tersebut dilakukan bersama BPBD kab/kota se-Jatim terkait dengan antisipasi menghadapi kekeringan.
"Saat ini sudah ada beberapa wilayah yang melaporkan potensi kekeringan di wilayahnya," kata Gatot.
 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                