Emil menekankan, branding harus dimulai sejak periode awal menjabat kepala daerah. Namun, ia mengingatkan agar branding tidak selalu berarti perubahan total.
“Tidak semua harus diganti. Tantangannya justru ada di balancing antara keberlanjutan dan inovasi,” lanjutnya.
Emil juga memaparkan keberhasilan communal branding yang telah dilakukan, seperti “Javeast Coffee”—brand kopi hasil kolaborasi petani hutan Jatim yang kini menyasar pasar ekspor.
“Kami ingin menunjukkan bahwa dengan kemasan dan branding yang tepat, produk lokal bisa bersaing di level nasional maupun internasional. Dulu, saat menjabat Bupati Trenggalek, kami ekspor batik ke luar negeri,” kenangnya.
 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                