“Jumlah ini mencerminkan besarnya potensi tenaga kerja Jatim di pasar global. Tapi ini juga tantangan besar. Edukasi dan literasi migrasi aman adalah prioritas kami, agar para calon PMI tidak mudah tergiur tawaran yang tidak resmi,” tegas Khofifah.
Khofifah menambahkan, Pemprov Jatim telah menjalankan berbagai program strategis untuk perlindungan dan pemberdayaan PMI. Mulai dari edukasi pra-penempatan, fasilitasi dokumen legal, penguatan balai latihan kerja, hingga pelatihan wirausaha bagi purna migran yang kembali ke daerah.
“Kita ingin para PMI tidak hanya sukses saat di luar negeri, tapi juga bisa membangun desa ketika pulang. Harus kembali sebagai juragan, bukan jadi korban,” tegasnya.