Awalnya status STOVIA tidak lebih dari sekolah menengah untuk mendidik menjadi medisch vaccinateur (juru cacar) dengan masa pendidikan hanya dua tahun
Namun STOVIA meningkat menjadi lembaga pendidikan yang setara dengan pendidikan tinggi pada tahun 1902 dengan masa studi tujuh tahun, dan lulusannya diberi gelar Inlandsche Arts (Dokter Bumiputera).
Setelah sukses dalam memberikan pendidikan bagi calon dokter di Indonesia, akhirnya pemerintah Belanda kembali membangun empat sekolah tinggi lainnya di beberapa kota di Pulau Jawa.
Sekolah tinggi tersebut adalah Technische Hoogeschool te Bandoeng (Fakultas Teknik) yang berdiri pada 1920, Recht Hoogeschool (Fakultas Hukum) di Batavia pada 1924, Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte (Fakultas Sastra dan Kemanusiaan) di Batavia pada 1940, dan setahun kemudian Faculteit van Landbouwweteschap (Fakultas Pertanian) berdiri di Bogor.