Selain itu, Finlandia tidak memberlakukan ujian nasional (UN) yang menekan siswa. Penilaian dilakukan secara individual oleh guru yang berpengalaman dan bergelar master (S2). Bahkan, jumlah pekerjaan rumah (PR) dibatasi hanya 30 menit per hari agar siswa punya waktu cukup untuk istirahat dan kegiatan lain.
Fokus sistem pendidikan Finlandia adalah menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung kebutuhan dasar siswa seperti makanan gratis, akses kesehatan, dan konseling psikologis.
Korhonen menambahkan, sistem ini bukan hanya soal nilai, tapi membangun karakter dan kecerdasan secara menyeluruh.
Dengan pendekatan yang manusiawi dan holistik, Finlandia membuktikan bahwa pendidikan bukan soal cepat-cepat dan banyak tekanan, melainkan keseimbangan antara belajar dan tumbuh bahagia. Jadi, tak heran kalau anak-anak Finlandia pintar dan siap menghadapi masa depan. (ivan)