Sebelum pernikahannya dengan Dyah Wiyat, Panji Wiradapa yang merupakan paman dari Raden Kudamerta menawan istrinya Dyah Menur. Hal ini dilakukan agar Raden Kudamerta bersedia menikah dengan Dyah Wiyat.
Bila Dyah Wiyat menjadi ratu, maka otomatis Raden Kudamerta akan menjadi seorang raja. Jika Kudamerta menjadi orang nomor satu di Majapahit, maka kemungkinan besar Panji Wiradapa menjadi orang nomor dua, yaitu mahapatih akan terwujud.
Di sisi lain, Dyah Wiyat yang kisah cintanya kepada Ra Tanca gagal karena status sosial, kini harus menerima perjodohan dengan suami wanita lain. Sementara itu nasib Dyah Menur lebih malang, dia harus menyingkir karena Raden Kudamerta mengaku belum memiliki istri.
“...Dyah Wiyat tidak merasa terpanggil untuk segera memberikan pertolongan. Rahasia yang disembunyikan laki-laki itu, rahasia yang kini bukan rahasia lagi, bahwa dia telah beristri saat mengawini dirinya, sungguh merupakan pelecehan yang tak akan terampuni.”