Pasar muslim global diperkirakan akan tumbuh hingga 2,4 triliun dolar AS pada tahun 2024 dengan sejumlah pengeluaran terbesar pada makanan dan minuman halal.
"Menurut saya kita harus menciptakan peluang-peluang usaha berbasis halal tourism. Ada beberapa destinasi (wisata) yang kita unggulkan seperti Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Lombok, dan Kalimantan Selatan sebagai destinasi unggulan," kata Sandiaga. "Kita ingin menciptakan banyak lapangan kerja dengan beberapa kegiatan yang mudah-mudahan mampu membangkitkan ekonomi dari segmen wisata halal ini," tambahnya.
Dikatakan Sandiaga bahwa Kemenparekraf telah menyusun kebijakan terkait pariwisata halal. Perlu ditekankan juga bahwa wisata halal bukan berarti islamisasi wisata atraksi, tetapi memberikan layanan tambahan yang terkait dengan fasilitas, turis, atraksi, dan aksesibilitas untuk memenuhi pengalaman dan kebutuhan para wisatawan muslim. Adapun layanan tersebut seperti jasa akomodasi dan transportasi, penyediaan makanan halal, wisata halal paket, dan keuangan halal.
"Mari kita semua berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi bersama untuk memulihkan industri wisata halal, memastikan perluasan peluang usaha, penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan pelaku ekonomi kreatif," kata Sandiaga.