Yati menyatakan kampung itu hancur disapu erupsi yang sangat dahsyat, seolah-olah kiamat. Berdasarkan kesaksian dari beberapa warga hanya sepasang suami istri yang mampu selamat dari erupsi tersebut.
Kampung Siluman sendiri kini berada di kawasan Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM). Bekas perkampungan itu berjarak antara 5 kilometer (km) hingga 6 km dari puncak Gunung Merapi.
Kawasannya kini berupa bukit hutan ditumbuhi rerumputan. Pohon pinus yang menjulang menjadi vegetasi yang mendominasi kawasan bekas perkampungan itu. Udara di kawasan itu juga sejuk karena rapatnya pepohonan.
“Ada beberapa warga yang menamai Saluman. Warga di wilayah lain menyebut Seluman. Kemudian kami branding menjadi Siluman supaya kesannya angker dan gawat. Tujuannya supaya orang yang datang ke bekas kampung itu tidak merusak dan lain-lain,” kata Ketua RT 016 Desa Sidorejo, Jenarto atau kerap disapa Jack yang dimuat Solopos.