Cintanya tersebut ternyata mendapatkan perlawanan dari sang ayah perempuan yang bernama Raden Arya Wiraraja, beliau merupakan seorang adipati Madura.
Raden Arya Wiraraja menentang keras kisah cinta mereka lantaran Joko Taruno bukanlah seorang bangsawan, dia hanyalah seorang anak selir.
Berbagai cara telah dilakukan oleh Raden Arya Wiraraja untuk memisahkan putrinya dari Joko Taruno. Yakni dengan menyembunyikan Sri Gading di sebuah tempat kemudian memagarinya dengan pagar gaib supaya mereka tidak pernah bertemu.
Tempat tersebut kemudian dikenal dengan nama Coban Baung, Coban artinya air terjun dan Baung berarti suara harimau. Karena konon katanya di waktu-waktu tertentu sering terdengan aungan harimau di air terjun tersebut.
Pada akhirnya dengan usaha yang gigih, mereka dapat bertemu kembali di sebuah tempat yang saat ini bernama Air terjun Putuk Truno.
Namun akhirnya, keduanya berhasil meloloskan diri menuju sebuah air terjun, dimana Joko Truno biasa bertapa di sana. Tempat itu kini dinamakan Air Terjun Putuk Truno.