“Tujuannya macam-macam. Dulu dilakukan pada malam hari selama 40 hari,” katanya.
Fenomena keberadaan pohon di dalam gua itu membuat wisatawan penasaran. Hal inilah yang membuat hampir tiap hari ada orang yang datang ke gua tersebut hanya untuk melihat dan berfoto di bawah pohon.
Karena mulai ramai dikunjungi wisatawan, dalam beberapa tahun terakhir Gua Rancang Kencana dijadikan objek wisata. Pengelola objek wisata adalah warga desa setempat. Karena adanya wisatawan, para peziarah pun dibatasi.
Setelah menjadi objek wisata, ruangan gua yang disebut sebagai aula bahkan menjadi tempat rapat warga yang tengah melakukan outbound. Bahkan, seringkali ruangan aula gua dijadikan tempat acara.
“Kami sediakan lampu dan listrik jika ada acara di gua ini. Karena mereka digunakan untuk rapat dan acara-acara lain,” ujarnya. (int)