Menurutnya, salah satu yang bisa dilakukan oleh para pemuda dan remaja masjid adalah menginventarisir dan mendata pelaku UMKM yang ada di sekitar masjid. Untuk kemudian para pelaku UMKM tersebut diberikan pendampingan dan pelatihan baik soal kualitas produk sampai dengan pemasaran secara digital.
Selain itu, Khofifah juga berharap DMI dapat ikut mendukung pengembangan industri halal di Indonesia terutama Jatim, salah satunya industri makanan dan minuman halal. Apalagi, industri makanan dan minuman halal di Indonesia saat ini tumbuh cukup pesat. Ditambah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar dunia.
“Potensi yang dimiliki Indonesia sudah sepatutnya dapat menjadi kekuatan kita untuk mendorong industri halal. Hari ini Indonesia adalah importir terbesar halal food, kita berharap ke depan bisa menjadi eksportir terbesar halal food yang hari ini masih dipegang Brazil dan Australia,” ungkapnya.
Upaya untuk menjadi eksportir halal food terbesar ini, lanjut Khofifah, bisa dimulai dari pemberdayaan ekonomi yang dilakukan antara lain oleh DMI. Yakni memberdayakan industri makanan dan minuman halal.
“Apalagi pembangunan ekosistem industri halal saat ini sudah dimulai, yakni melalui pembangunan Kawasan Industri Halal (KIH) Safe and Lock di Sidoarjo, yang telah memenuhi kriteria dan persyaratan sebagai Kawasan Industri Halal bagi UMKM pertama yang ada di Indonesia. Jadi kami mohon support dan sinergitas dari seluruh jajaran DMI Jatim dalam pemberdayaan ekonomi terutama halal food ini jadi pintu masuk penyejahteraan umat,” kata Khofifah.