Ia juga berpesan agar para mahasiswa tersebut tidak mudah terpengaruh paham-paham atau ideologi-ideologi trans nasional yang tidak berseiring dengan NKRI.
"Saya sampaikan betapa ada kunci-kunci yang menjadi perajut dari perdamaian, kerukunan, toleransi dan moderasi yang ada di negeri ini sehingga kalaupun ada perbedaan-perbedaan maka posisi perbedaan itu adalah ikhtilafu ummati Rahmatun (perbedaan pendapat adalah rahmat) tidak sampai meruncing yang bisa menimbulkan perpecahan," ucapnya.
Sebagai informasi, Program Beasiswa Santri Pondok Pesantren (BSPP) dirancang untuk memberikan peluang yang lebih luas bagi lulusan satuan pendidikan yang terintegrasi dengan pondok pesantren untuk mengembangkan minat bakat dan penguasaan disiplin keilmuan agama serta dalam rangka pengabdian kepada pondok pesantren.
Berdasarkan Lampiran Surat No: 194/TU/LPPD/Prov.Jatim/III/2023 peserta beasiswa Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah sebanyak 30 mahasiswa.
Lebih lanjut dijelaskan Gubernur Khofifah, mereka dinyatakan lolos matrikulasi oleh Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA). Dari jumlah 240 pendaftar yang lolos verifikasi administrasi, melalui 2 tahap. Tahap 1 diuji kemampuan baca kitab dan pengetahuan agamanya oleh para ulama dan akademisi di LPPD untuk dipilih 60 peserta, selanjutnya ke 60 peserta tersebut diuji kemampuan bahasa arab dan hafalannya oleh dosen-dosen Universitas Al-Azhar Kairo Mesir untuk dipilih 30 peserta.
Selanjutnya ke-30 peserta yang dinyatakan lolos seleksi 2 tahap tersebut dikirim ke Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA) di Jakarta untuk ditingkatkan kemampuan bahasa arabnya dalam program matrikulasi selama 5 bulan.