Taufik Kemal Fasya, dosen antropolog Universitas Malikussaleh menjelaskan bahwa perayaan Maulid Nabi menjadi contoh adanya nilai-nilai Islam yang akhirnya menyatu dengan kearifan lokal.
Disebutnya momen ini menunjukkan Islam bukan semata kumpulan wahyu, peribadatan, dan pengorbanan yang dimunculkan dari Timur Tengah. Tetapi juga terkoneksi dengan nilai-nilai lokal lain secara global.
“Hal itu karena Islam mampu memperluas dirinya bukan saja sebagai nilai-nilai yang berhubungan dengan peribadatan, tapi juga nilai-nilai kesejahteraan sosial, yang disebut dengan muamalah,” paparnya.