“Alhamdulillah bisa mendampingi ibu dengan senang selama Armuzna,” ujar Adinda, jemaah kloter 11 Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG 11), yang tiba di Muzdalifah sekitar pukul 20.30 WAS. Di usianya yang masih 24 tahun, Dinda terlihat penuh semangat mendampingi ibundanya, Siti Aminah.
Muzdalifah menjadi tempat penting bagi jemaah haji karena selain bermalam, mereka juga mengumpulkan kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah di Mina. Selama berada di sini, jemaah juga diminta untuk memperbanyak doa dan zikir, seraya menjaga larangan ihram. Mereka baru terbebas dari sebagian larangan tersebut setelah melempar jumrah aqabah dan melakukan tahallul awal.
Sementara itu, sekitar 60.000 jemaah Indonesia yang masuk dalam kategori lansia, disabilitas, dan risiko tinggi menjalani murur, yaitu melintas tanpa turun dari bus. Mereka berhenti sejenak di Muzdalifah untuk menunaikan rukun wajib ini, lalu langsung diarahkan menuju Mina untuk melanjutkan ibadah.