Negara Hadir untuk Umat Buddha, Menag Letakkan Batu Pertama Pusat Layanan STABN Sriwijaya

bumi pesantren | 18 Juli 2025 05:17

Negara Hadir untuk Umat Buddha, Menag Letakkan Batu Pertama Pusat Layanan STABN Sriwijaya
Menteri Agama Nasaruddin Umar berikan sambutan dalam acara peletakan baru pertama gedung layanan informasi STABN Sriwijaya. (dok kemenag)

TANGERANG, PustakaJC.co – Menteri Agama Nasaruddin Umar secara resmi meletakkan batu pertama pembangunan Gedung Pusat Layanan Informasi STABN Sriwijaya, Kamis, (17/7/2025), sebagai simbol hadirnya negara dalam menjamin pelayanan pendidikan yang adil dan setara bagi seluruh umat beragama, termasuk umat Buddha.

“Gedung ini bukan sekadar bangunan fisik, tetapi representasi dari hadirnya negara dalam melayani umat Buddha dan dunia pendidikan secara adil dan setara,” tegas Menag Nasaruddin di hadapan ratusan hadirin. Dilansir dari kemenag.go.id, Jumat, (18/7/2025).

Gedung dua lantai ini akan berdiri di atas lahan 6.000 m² dengan luas bangunan sekitar 2.000 m². Fasilitas tersebut akan menjadi pusat integrasi layanan akademik dan non-akademik di kampus STABN Sriwijaya.

Menteri Agama juga menegaskan komitmennya memperjuangkan pembangunan asrama putra. “Insyaallah akan kita perjuangkan.

Karena tempat seperti ini menjadi tempat pembibitan generasi masa depan bangsa,” ujarnya.

Ia menilai keberadaan asrama sangat penting untuk membentuk karakter mahasiswa dan semangat hidup bersama dalam keberagaman. “Inilah miniatur Indonesia. Di sini mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga hidup bersama dalam keberagaman,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua STABN Sriwijaya Edi Ramawijaya Putra menyambut antusias pembangunan pusat layanan tersebut. Menurutnya, gedung baru ini akan menjadi tempat belajar yang lebih terbuka dan bermanfaat, termasuk bagi masyarakat sekitar.

“Perpustakaan akan kami pindahkan ke sini agar warga desa bisa mengakses literasi. Perkuliahan pascasarjana, workshop, hingga webinar juga akan dilakukan di gedung ini,” jelas Edi.

Edi juga berharap pemerintah membantu pembangunan asrama putra.

“Selama ini hanya ada asrama putri. Kami mohon satu tower untuk putra agar pembinaan bisa dilakukan lebih intensif,” ucapnya.

Sebagai bentuk simbolis, Menag dan jajaran juga menanam delapan pohon matoa di area kampus. Penanaman ini sarat makna filosofis, melambangkan “Jalan Mulia Berunsur Delapan” dalam ajaran Buddha—arah hidup yang benar, disiplin, dan tercerahkan.

Hadir dalam kegiatan ini sejumlah tokoh penting, antara lain Dirjen Bimas Buddha, Ketua Komisi XII DPR RI, Staf Khusus Menag, jajaran Kemenag RI, Forkopimda Tangerang, serta tokoh-tokoh umat Buddha se-Banten.

Pembangunan ini bukan hanya fondasi fisik, tapi juga fondasi harapan untuk masa depan pendidikan Buddhis Indonesia yang unggul, inklusif, dan damai. (ivan)