Tahun Baru, Era Generasi Beta Siap Dimulai

kabar redaksi | 02 Januari 2025 09:10

Tahun Baru, Era Generasi Beta Siap Dimulai
dok rri

YOGYAKARTA, PustakaJC.co - Tahun baru tidak hanya membawa harapan, tetapi juga menandai dimulainya babak demografi baru: Generasi Beta. Didefinisikan sebagai anak-anak yang lahir antara tahun 2025 dan 2039, generasi ini diproyeksikan mencapai 16% dari populasi global pada tahun 2035.

Peneliti sosial Mark McCrindle, pencipta label generasi, menjelaskan bahwa Generasi Beta akan menjadi saksi sejarah awal abad ke-22. Nama mereka, yang terinspirasi dari alfabet Yunani, melanjutkan tradisi yang dimulai oleh Generasi Alfa (2010-2024). Mengikuti jejak Gen Z (1996-2010) dan Generasi Milenial (1981-1996), generasi ini akan menghadapi tantangan dan peluang baru.

Siapakah Generasi Beta?

Disebut sebagai “Bayi Beta”, generasi ini diperkirakan akan tumbuh di dunia yang sepenuhnya terintegrasi dengan teknologi canggih. Mulai dari transportasi otonom hingga perangkat kesehatan yang dapat dikenakan dan pengalaman virtual yang imersif, kehidupan sehari-hari mereka akan dibentuk oleh inovasi yang baru mulai kita bayangkan.

Pada tahun 2035, Generasi Beta diperkirakan akan mencakup sekitar 19% dari tenaga kerja global. Selain itu, sebagian besar dari mereka diperkirakan akan hidup hingga abad ke-22, menjadikan mereka saksi pergeseran monumental dalam peradaban manusia.

Menurut peneliti sosial Mark McCrindle, Generasi Beta akan melampaui kebiasaan digital yang diperkenalkan oleh Generasi Alpha. Sementara Generasi Alpha telah mengalami kebangkitan teknologi pintar dan kecerdasan buatan, Generasi Beta akan hidup di era di mana AI dan otomasi sepenuhnya tertanam dalam pendidikan, pekerjaan, perawatan kesehatan, dan hiburan.

Yang lebih menarik lagi, Generasi Beta adalah anak-anak dari generasi Milenial dan Gen Z yang lebih tua. Mereka akan membawa kreativitas dan ambisi orang tua mereka sambil beradaptasi dengan tantangan dunia baru.

Pertanyaannya adalah, bagaimana kita-sebagai generasi sebelumnya-meletakkan fondasi yang kuat untuk masa depan mereka? Inilah saatnya kita merancang dunia yang siap menerima inovasi sambil menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Dunia Seperti Apa yang Akan Diwariskan Kepada Mereka?

Pertanyaan ini menjadi semakin relevan seiring dengan pertumbuhan Generasi Beta di tengah inovasi teknologi yang cepat, dinamika sosial yang kompleks, dan tantangan global yang menuntut solusi kreatif.

Di balik kemajuan teknologi yang memukau, Generasi Beta juga akan menghadapi tantangan yang signifikan. Perubahan iklim yang sedang berlangsung, urbanisasi yang cepat, dan pergeseran populasi global akan muncul sebagai isu-isu mendesak yang harus mereka tangani. Tantangan-tantangan ini akan membutuhkan kemampuan beradaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang luar biasa.

Kesadaran akan keberlanjutan yang tumbuh pada Generasi Z dan Alpha akan diteruskan ke Generasi Beta, yang diharapkan dapat mengubah konsep keberlanjutan menjadi praktik-praktik fundamental. Memahami kebutuhan, nilai, dan preferensi mereka akan menjadi kunci untuk merancang masa depan yang inklusif dan berkelanjutan. (int)