Cerita Bisnis Shell dan Alasan Menjual Seluruh SPBU di Indonesia

komunitas | 25 Mei 2025 05:57

Pada tahun 1890, Zijlker meresmikan perusahaan eksplorasi minyaknya dengan mendirikan Royal Dutch Petroleum Company di Den Haag, Belanda, sebagai transformasi dari perusahaannya sebelumnya, Provisional Sumatra Petroleum Company. Inilah cikal bakal dari Royal Dutch Shell plc yang kini dikenal sebagai salah satu raksasa energi dunia. Sejak saat itu, Shell telah terlibat dalam berbagai lini bisnis energi di Indonesia.

Shell mengembangkan operasinya di sektor hulu dan hilir di Indonesia. Di sisi hilir, perusahaan ini menyediakan berbagai produk energi, termasuk bahan bakar kendaraan, pelumas untuk sektor industri dan transportasi, bahan bakar kapal, kebutuhan energi komersial, hingga aspal (bitumen) untuk infrastruktur.

Langkah Shell memasuki bisnis ritel bahan bakar di Indonesia dimulai pada 1 November 2005 dengan pembukaan SPBU pertama di kawasan Lippo Karawaci, Tangerang. Tidak lama berselang, pada 1 Maret 2006, Shell luncurkan SPBU keduanya di Jalan S. Parman, Slipi, Jakarta Barat. Sejak itu, jaringan SPBU Shell berkembang pesat, mencapai sekitar 200 lokasi hingga tahun 2024.

Namun pada Mei 2025, Shell mengumumkan penjualan seluruh jaringan SPBU-nya kepada perusahaan patungan antara Citadel Pacific Limited dan Sefas Group Indonesia. Citadel merupakan pemegang lisensi merek Shell di sejumlah wilayah Asia Pasifik, sementara Sefas adalah mitra distribusi pelumas Shell terbesar di Indonesia.