Ia menyebut, kendala di lapangan beragam. “Kalau sekolah pinggiran, masalah ekonomi yang mendominasi. Kalau di pusat kota, justru faktor pergaulan,” lanjutnya.
Untuk itu, penyuluhan ini tak hanya menyampaikan materi satu arah. “Kami pilih hanya 50 anak perempuan tiap sekolah agar diskusi lebih fokus. Harapannya, mereka jadi agen informasi ke teman-temannya,” jelasnya.
Pemateri utama, dr Dyah Anggraeni, SpPK, MKes, juga menekankan pentingnya meluruskan mitos-mitos soal organ reproduksi.