Kolaborasi SMP Simanjaya dan PustakaJC.co Hidupkan Literasi Santri

komunitas | 15 November 2025 15:35

Kolaborasi SMP Simanjaya dan PustakaJC.co Hidupkan Literasi Santri
Dok pustakaJC

LAMONGAN, PustakaJC.co - Upaya menguatkan budaya literasi di lingkungan pesantren kembali digelorakan melalui Lomba Menulis Santri yang digelar hari ini, Sabtu (15/11/2025), di SMP Simanjaya. Kegiatan ini terselenggara berkat kolaborasi sekolah dengan media PustakaJC.co, melibatkan para siswa yang sebagian besar adalah santri aktif.

 

Sejak pagi, suasana kompetisi terlihat hidup. Siswa masuk ke ruang kelas sesuai pembagian kelompok, didampingi para guru pembimbing yang memastikan jalannya lomba berlangsung tertib. Antusiasme terlihat dari cara mereka menyimak instruksi dan mulai menuangkan ide ke dalam tulisan.

Suasana kelas SMP Simanjaya saat lomba menulis

 

Kepala SMP Simanjaya, Nurofik, menjelaskan bahwa lomba ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi ruang pengembangan kompetensi berpikir dan menulis bagi santri.

 

“Guru-guru memaparkan aturan lomba lebih dulu, lalu siswa masuk kelas yang sudah ditentukan dan didampingi guru pengajar. Anak-anak sangat semangat, apalagi ada stimulus seperti alat tulis gratis,” ujar Kepala SMP Simanjaya, Nurofik.

 

Meski begitu, menurutnya proses menulis tetap menjadi tantangan bagi sebagian siswa.

 

“Awalnya mereka canggung. Ada gap antara pikiran dan keberanian menuliskannya. Tapi sebagian besar justru menjadikannya pengalaman baru yang berkesan,” tambahnya.

 

Dari sisi pendampingan teknis, Siti Usdiana, guru Bahasa Indonesia sekaligus panitia lomba, melihat perkembangan positif pada mental dan keberanian siswa.

 

“Alhamdulillah anak-anak antusias dan semangat mengikuti lomba. Mereka sebenarnya sudah akrab dengan budaya baca, apalagi kalau belajar di perpustakaan sekolah,” jelasnya.

 

Ia menambahkan, ada lonjakan keberanian yang cukup terasa.

Suasana lomba menulis SMP Simanjaya

 

“Dulu mereka bahkan menulis untuk buku harian saja enggan. Tapi sekarang banyak yang bertanya, mencoba, dan ingin belajar lebih jauh soal menulis,” kata Bu Us.

 

Dalam pembimbingan, ia juga memberi motivasi tambahan.

 

“Kami jelaskan bahwa menjadi jurnalis itu asyik. Ini bukan hanya lomba, tapi bekal pengalaman dan masa depan mereka,” tutur guru Bahasa Indonesia itu.

 

Masih terkait Kolaborasi SMP Simanjaya dan PustakaJCco Hidupkan Literasi Santri dari pihak media, Direktur PustakaJC.co, Intan B. Permata Ayu, menegaskan bahwa kehadiran media bukan hanya sebagai pendukung teknis, melainkan mitra pendidikan literasi.

 

“Media adalah jembatan penting dalam membangun budaya literasi santri. Kerja sama ini bagian dari komitmen kami mendampingi dunia pesantren,” jelasnya.

 

Ia melihat potensi besar dalam diri para santri.

“Tradisi intelektual pesantren memberi mereka fondasi kuat untuk menulis. Lomba ini memberi ruang bagi mereka menunjukkan kemampuan dan membangun kepercayaan diri,” ujar Ayu.

 

Ayu juga menyinggung tantangan era digital yang harus dihadapi para santri.

 

“Santri harus mampu memilah informasi dan berani menciptakan konten yang positif. Kami ingin mereka tak hanya menjadi konsumen, tapi kreator yang bertanggung jawab,” tegasnya.

 

Melihat antusiasme hari ini, PustakaJC.co berencana memperluas program serupa ke pesantren dan sekolah lain.

 

“Ini baru langkah awal. Ke depan, akan ada pelatihan menulis dan mentoring agar literasi santri tumbuh lebih kuat,” tambah Direktur PustakaJC.co ini.

 

Owner PustakaJC.co, Solihan Arif, menyampaikan apresiasi tinggi atas keberanian siswa mengikuti lomba.

 

“Saya bangga melihat semangat mereka. Ini bukan hanya lomba peringatan HUT, tapi wujud komitmen kami dalam melahirkan generasi yang kreatif dan kritis,” ungkap Arif.

 

Ia memastikan kolaborasi ini tidak berhenti di satu titik.

 

“Kami ingin para santri tahu bahwa karya mereka berharga. PustakaJC.co siap menjadi rumah bagi ide, opini, dan cerita mereka,” tegas Arif yang juga Alumni Pondok Pesantren Al Fattah, Siman, Sekaran, Lamongan itu.

 

Lomba menulis ini diharapkan menjadi tonggak awal munculnya penulis santri yang mampu menyuarakan gagasan, pengalaman, dan nilai keislaman melalui tulisan yang baik dan bermakna. (ivan)