“Kalau dari sisi orang tua semua setuju, karena ini sekolah gratis. Tapi ada anak yang belum siap berpisah dengan keluarga,” imbuh dr Ummi, dokter lulusan Universitas Airlangga itu.
SR Gresik mengusung sistem asrama. Siswa hanya boleh dijenguk saat akhir pekan atau hari libur. Untuk memastikan keadilan, setiap kecamatan mendapat kuota agar penyebaran siswa lebih merata.
Sekolah ini awalnya dirancang hanya untuk dua rombongan belajar (rombel), namun akhirnya ditambah menjadi tiga rombel agar dapat menampung 75 siswa. Saat ini jumlah siswa yang lolos seleksi melebihi kuota, yakni 78 siswa, dan akan tetap difasilitasi.