Pendekatan Humanis Pangdam V/Brawijaya Selamatkan Grahadi dari Amukan Massa

surabaya | 14 September 2025 18:38

Pendekatan Humanis Pangdam V/Brawijaya Selamatkan Grahadi dari Amukan Massa
Suasa Gedung Negara Grahadi, Surabaya, nyaris terbakar. (dok bhirawa)

SURABAYA, PustakaJC.co – Malam mencekam akhir Agustus 2025 nyaris menghanguskan Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Ribuan massa melempari batu, molotov, hingga petasan. Api mulai menyambar sisi barat gedung bersejarah itu.

 

Di tengah situasi genting, Pangdam V/Brawijaya Mayjend TNI Rudy Saladin turun langsung menemui mahasiswa. Tanpa pengawalan berlebihan, ia menyapa massa dengan senyum tenang. “Ijo! Ijo! Ijo!” sorak mahasiswa menyambut. Kehadirannya meredakan ketegangan. Dilansir dari bhirawaonline.co.id, Minggu, (14/9/2025).

 

Rudy memilih jalan empati. Ia mendengar tuntutan mahasiswa agar rekan mereka yang ditahan dibebaskan. Bersama Gubernur Khofifah dan Kapolda Jatim, ia menuju Polrestabes untuk mencari solusi.

 

 

 

“Saya lihat mereka dewasa. Mereka sendiri yang melarang jika ada yang memicu kerusuhan,” ujar Rudy.

 

Namun, bara tetap menyala. Api membakar sisi barat Grahadi. Rudy sigap memerintahkan jajaran TNI mengamankan jalur bagi Damkar. 

 

“Segera padamkan,” tegasnya kepada Kolonel Inf Nico Reza H. Dipura.

 

Empat unit mobil pemadam dikerahkan. Wakil Kepala Dinas Damkar Surabaya, Bambang Vistadi, memimpin langsung di lapangan. 

 

“Kalau terlambat lima menit saja, habis sudah Grahadi,” katanya. Dengan koordinasi ketat TNI, Damkar, dan warga, api akhirnya berhasil dilokalisir.

 

 

 

Bagi Rudy, menjaga stabilitas tidak cukup dengan kekuatan militer. Sinergi pemerintah, akademisi, masyarakat, media, dan dunia usaha harus sejalan. 

 

Malam itu, pendekatan humanis terbukti lebih kuat dari senjata. Empati, keberanian, dan sinergi lintas elemen menjadi kunci meredam kerusuhan sekaligus menyelamatkan Grahadi dari amukan massa. (ivan)