Filosofi Lemper dan Semar Mendem

kuliner | 05 Oktober 2021 05:06

 

Versi lain mengatakan lemper memiliki makna yang diambil dari bahasa Jawa, yakni “yen dilem atimu ojo memper” yang meminta kita untuk tidak segera tinggi hati ketika baru mendapat pujian. Versi lain melansir dari etnis.id menyebutkan bahwasannya leluhur memberi ajaran yang mulia, lewat lengketnya lemper yang dimaknai cerminan dari rasa persaudaraan antara sesama manusia.

 

Tak hanya itu, ada pesan filosofis yang tersirat lagi. Bahan utama berupa beras ketan, memang sengaja dipilih karena memiliki makna tersendiri. Ketan bisa juga dipanjangkan namanya menjadi “Ngraketaken paseduluran”, yang berarti merekatkan persaudaraan.

 

Kehadiran dua tusuk bambunya merupakan simbol dari rukun Islam serta rukun iman. Daun pisang yang digunakan sebagai pembungkus juga memiliki arti, yaitu lambang hal yang tidak baik atau sifat buruk. Ini merupakan sebuah cerminan, manakala seseorang ingin memperoleh kemuliaan dalam hidup, harus senantiasa membersihkan diri dan membuang hal yang tidak baik.

Bagikan
Halaman