Surabaya, PustakaJC.co - Meski terlihat mirip, bihun dan soun ternyata berbeda total, baik dari bahan baku, tekstur, hingga cara pengolahannya. Keduanya sering digunakan dalam aneka masakan Indonesia, namun memahami perbedaannya bisa mencegah salah pilih bahan di dapur.
Bahan Baku yang Berbeda
Perbedaan utama antara bihun dan soun terletak pada bahan dasarnya. Bihun terbuat dari tepung beras, sementara soun berasal dari pati kacang hijau, tapioka, atau ubi jalar. Meski sama-sama berbentuk seperti mi tipis, bahan pembuatnya menghasilkan karakteristik yang sangat berbeda.
Bentuk dan Tekstur
Dari segi tampilan, bihun biasanya berwarna putih keruh, berbentuk lebih pipih dan tidak terlalu transparan. Setelah dimasak, bihun tetap tampak putih pucat dan memiliki tekstur kenyal serta mudah menyerap bumbu.
Sementara itu, soun dikenal dengan julukan "mi kaca" karena tampilannya yang bening dan transparan saat matang. Teksturnya pun lebih kenyal dibanding bihun, dan lebih elastis setelah dimasak.
Cara Pengolahan yang Berbeda
Untuk mengolah bihun, biasanya cukup dengan direndam air panas atau direbus sebentar. Setelah itu, bihun dapat langsung digunakan untuk sup, tumisan, atau digoreng.
Sedangkan soun perlu direndam terlebih dahulu dan direbus dalam waktu singkat (sekitar 3–6 menit), kemudian dibilas dengan air dingin agar tidak lengket. Soun juga bisa digoreng hingga kering untuk menghasilkan tekstur renyah.
Kegunaan dalam Masakan
Bihun cocok digunakan untuk masakan berkuah atau tumisan yang membutuhkan penyerapan bumbu maksimal. Di sisi lain, soun lebih cocok untuk sajian yang menonjolkan tekstur, seperti sup bening, tumisan, atau digoreng kering sebagai topping.
Jangan Salah Pilih!
Perbedaan bihun dan soun ini penting diketahui agar tak salah dalam mengolah masakan. Dengan memahami karakteristik masing-masing, kamu bisa menciptakan hidangan yang lebih pas dari segi rasa dan tekstur.