Sebab, banyak muslim dari seluruh dunia yang ziarah di peninggalan sejarah Islam tersebut. Sehingga dianggap bidah.
Kalangan pesantren di Tanah Air menentang rencana Raja Ibnu Saud. Waktu itu, kalangan pesantren membela keberagaman, menolak pembatasan mazhab dan penghancuran warisan peradaban.
Demi mempertahankan sikap tersebut, kalangan pesantren dikeluarkan dari keanggotaan Kongres Al Islam di Yogyakarta pada 1925. Dengan begitu, kalangan pesantren tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Muktamar Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Makkah.
Itu merupakan muktamar yang akan mengesahkan keputusan Raja Ibnu Saud yang ingin menerapkan asas tunggal yakni Mazhab Wahabi. Sehingga kalangan pesantren tak tinggal diam.