SURABAYA, PustakaJC.co - Mitos mengenai potong kuku di malam hari yang dianggap sebagai perbuatan pamali berasal dari kitab Primbon Jawa. Konon, mereka yang melanggar pantangan ini diyakini akan menghadapi berbagai musibah, salah satunya adalah kematian yang datang lebih cepat.
Lalu, apa alasan logis di balik larangan memotong kuku di malam hari?
Larangan memotong kuku di malam hari tidak hanya berlaku di kalangan masyarakat Jawa, tetapi juga diyakini oleh sebagian orang di berbagai daerah di Indonesia, seperti Kalimantan, Riau, Bali, dan Makassar. Masing-masing wilayah memiliki versi mitos yang berbeda-beda sesuai dengan bahasa dan budaya daerahnya.
Mitos Potong Kuku di Malam Hari
Seperti yang dilansir dari tirto.id, berikut ini contoh bunyi mitos larangan memotong kuku di malam hari sebagai berikut dari beberapa daerah:
1. Kalimantan
“Pamali manatak kuku malam, bisa handap umur (jangan memotong kuku saat malam hari, bisa pendek umur)”.
2. Riau
"Tak boleh potong kuku di potang ai, beko tak panjang umurnyo (tidak boleh memotong kuku setelah sore hari, nanti tidak panjang umur)".
3. Makassar
"Pammali mattobak kanuku ko mawenni, nasabak mopocok sungekik (tidak boleh memotong kuku pada malam hari, sebab akan pendek umur)".
4. Bali
"Pemali motong kuku pas peteng, nyanan cepet mati (pamali memotong kuku malam hari, nanti cepat mati)".
Pengertian Kuku dan Cara Merawatnya
Kuku adalah lapisan keras berbentuk lempeng melengkung yang terbuat dari keratin, protein keras yang juga terdapat pada kulit dan rambut. Kuku termasuk bagian tubuh yang keras karena memiliki sedikit kandungan air.
Oleh karena itu, kuku membutuhkan perawatan khusus, salah satunya dengan memotongnya saat tumbuh panjang untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera.
Alat umum yang digunakan untuk memotong kuku adalah gunting kuku, yang terbuat dari berbagai bahan seperti stainless steel, plastik, dan aluminium, serta dilengkapi kikir untuk merawat kuku setelah dipotong.
Fakta Mitos Potong Kuku Malam Hari
Mitos larangan memotong kuku di malam hari dipercaya berkaitan dengan kondisi pada zaman dahulu, ketika penerangan masih terbatas dan belum ada listrik. Memotong kuku dengan penerangan yang minim dapat menyebabkan cedera, seperti luka pada tangan, yang dapat berujung pada infeksi.
Selain itu, peralatan yang digunakan saat itu tidak sebersih sekarang, sehingga infeksi yang tidak segera ditangani bisa berbahaya.
Mitos ini mungkin sudah tidak relevan di zaman modern, di mana penerangan cukup dan peralatan lebih higienis, namun bagi yang masih mempercayainya, pandangan tersebut sebaiknya dihormati. (nov)