Surabaya, PustakaJC.co - Ungkapan “jodoh tak akan ke mana” sering terdengar di telinga kita, memberi kesan bahwa pasangan hidup sudah pasti dan akan datang pada waktunya. Namun, psikologi menegaskan bahwa jodoh bukan sekadar soal takdir, melainkan juga hasil dari usaha, kesiapan emosional, dan hubungan yang sehat.
Penelitian dari Journal of Social and Personal Relationships (2018) menunjukkan, keberlangsungan hubungan lebih banyak dipengaruhi oleh kecocokan psikologis serta kemampuan pasangan dalam menghadapi konflik. Artinya, tanpa komunikasi yang baik, empati, dan kepercayaan, bahkan pasangan yang diyakini sebagai “jodoh” pun bisa berpisah.
Ketertarikan yang muncul di awal hubungan, menurut psikologi, kerap dipicu oleh emotional flooding ledakan emosi yang terasa begitu intens. Namun, sensasi ini bisa memudar seiring waktu, dan hanya pasangan yang mampu menghadapi tantanganlah yang akan bertahan.