SURABAYA, PustakaJC.co - Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur (Setdaprov Jatim) melakukan Rapat Evaluasi Program Pembiayaan di Jawa Timur Tahun 2021. Rapat yang mengambil tema “Kolaborasi Pembiayaan UMKM dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi di Jawa Timur” ini dilaksanakan di DoubleTree by Hilton Surabaya, Selasa, (16/11/2021).
Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Jatim berharap kegiatan ini dapat menjadi landasan penyusunan rumusan kebijakan untuk memperluas akses pembiayaan bagi pelaku usaha sehingga dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi di Jawa Timur.
“Seperti yang diketahui, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada Triwulan III 2021 sebesar 3,23 % (y on y). Meskipun terjadi guncangan ekonomi pada bulan Juli-Agustus akibat varian delta, efektivitas penanganan pandemi Covid-19 yang dipimpin oleh Ibu Gubernur telah berhasil memulihkan aktivitas perekonomian masyarakat Jawa Timur,” kata Iwan, dalam sambutan saat membuka Rapat Evaluasi.
Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS Provinsi Jawa Timur, tambahnya, PDRB atas dasar harga berlaku Triwulan III 2021 Jawa Timur mencapai Rp. 624, 87 Triliun, sedangkan atas dasar harga konstan mencapai Rp. 423,04 Triliun. Angka tersebut mengukuhkan Jawa Timur sebagai lokomotif perekonomian Nasional dengan kontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 14,58% dan merupakan 25,33% PDRB pulau Jawa.
Masih menurut Iwan, indikasi pemulihan ekonomi Jawa Timur perlu didukung dengan inovasi perluasan akses pembiayaan bagi para pelaku usaha, sehingga para pelaku usaha segera dapat meningkatkan produksinya, menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.
“Tiga sektor utama yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi utama Jawa Timur pada Triwulan III 2021, yang pertama, lapangan usaha pertanian yang tumbuh 0,03% (y on y), kedua, lapangan usaha industri pengolahan yang tumbuh 0,89% (y on y) dan ketiga, lapangan usaha perdagangan yang tumbuh 1,45% (y on y). Selain itu, pulihnya perekonomian Jawa Timur juga didukung dengan realisasi PMDN Jawa Timur mencapai 18 triliun atau tumbuh 15,6% (y on y) terbesar di Indonesia,” beber mantan Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ini.
Di sisi lain, sambungnya, pemulihan ekonomi yang terjadi juga diiringi dengan tingkat inflasi Jawa Timur yang stabil. Tingkat inflasi periode Oktober 2021 sebesar 0,18% (m to m), atau 1,39% (y to d), dan 2,13% (y on y) yang masih berada pada batas bawah target inflasi secara Nasional (3±1 persen).
Iwan menambahkan, pemerintah melalui kebijakan fiskalnya mempunyai peran strategis dalam mempengaruhi perekonomian. Bahkan, aliran Keynesian percaya bahwa pemerintah perlu mengubah pengeluaran pemerintah dan pajak untuk mempengaruhi output perekonomian dan inflasi. Kebijakan fiscal menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mempunyai fungsi otoritas, perencanaan, pengawasan, alokasi, stabilisasi, dan distribusi.
Dalam pelaksanaan rapat tersebut juga dilaksanakan penandatangan perpanjangan kerjasama penyaluran dana bergulir oleh Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Jatim, Iwan, dengan PT Bank Jatim yang diwakili oleh Ferdian Timur Satyagraha selaku Direktur Keuangan dan disaksikan oleh Deputi Direktur Pengawasan LJK 5 dan Manajemen Strategis pada OJK Kantor Regional 4 Jatim, Ismirani Saputri.
“Pengelolaan Dana Bergulir Biro Perekonomian Setdaprov Jatim di PT Bank Jatim saat ini Rp 51 Milyar, dari total dana tersebut telah bergulir menjadi total akumulasi Rp 218 Milyar. Oleh karena itu, Penandatangan Kerjasama ini menjadi Langkah strategis dalam mengoptimalkan efektivitas penyaluran Dana bergulir bagi pelaku usaha untuk mendukung pemulihan ekonomi di Jawa Timur,” pungkasnya.
Rapat tersebut menghadirkan narasumber dari OJK Kantor Regional 4 Jatim, Bank BRI, Pemerintah Daerah kabupaten Sidoarjo, Bank Jatim, Bank UMKM Jatim, Bank BPR Deltha Artha Sidoarjo serta UMKM Potensial yang telah mendapatkan pembiayaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. (ayu)