Khofifah menambahkan, di antara beasiswa yang diberikan Pemprov Jatim adalah beasiswa Guru Madin untuk S1 yang akan menjalani perkuliahan tahun ini.
Khofifah turut menekankan, kedatangan Dubes Mesir ke Jawa Timur, utamanya ke beberapa Ponpes Salaf adalah untuk memberikan pertimbangan standardisasi dari Al-Azhar bagi pesantren-pesantren yang ada di Jawa Timur.
Hal ini karena standar ijazah yang ada di Indonesia dan Mesir cukup berbeda, sehingga menjadi kendala tersendiri dalam proses seleksi dan pendaftaran calon mahasiswa yang berasal dari pesantren salaf ini.
"Al-Azhar memiliki standar ijazah tertentu. Dan karenanya, seringkali ijazah dari pesantren di sini tidak mudah diterima di sana. Pak Dubes tiga hari ini berkesempatan meninjau langsung pesantren-pesantren Salaf di Jatim, dengan harapan alumni pesantren itu bisa mendapatkan standar ijazah yang bisa masuk ke Al-Azhar," jelasnya.
Sementara itu, Dubes Mesir Ashraf Mohamed juga menuturkan bahwa kerja sama Indonesia dan Mesir telah terjalin sejak lama dan masih terus berjalan sampai saat ini. Sebagai buktinya, komunitas pelajar Indonesia di Mesir menjadi komunitas pelajar terbesar dibandingkan komunitas dari negara-negara lain.