Khofifah menjelaskan dirinya bersama Forkopimda Jatim yakni Kapolda Jatim dan Pangdam V Brawijaya telah berkeliling ke pabrik produsen minyak goreng. Dari kunjungan tersebut, pihak produsen atau pabrik minyak goreng mengaku produksinya tidak mengalami perubahan. Namun, kelangkaan minyak goreng tetap terjadi di pasar.
Kalau produksinya tidak berubah, tidak berkurang, kenapa barangnya menjadi langka. Mari kita panggil jiwa nasionalisme dengan membantu masyarakat agar minyak goreng sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) mudah didapat, katanya.
Menurut Ketua IKA Universitas Airlangga tersebut, saat-saat inilah sebetulnya tarikan nafas nasionalisme dan kecintaan terhadap Indonesia terpanggil. Yakni dengan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
"Mari kita membuka sensitifitas karena banyak pedagang gorengan yang berhenti berjualan karena minyak goreng mahal dan langka, imbuhnya.