"Kita bisa menjadi bapak/ibu asuh bagi satu anak yang terindikasi stunting. Ini jadi salah satu langkah bersama untuk menurunkan angka stunting sesuai target Presiden Jokowi, di bawah14% pada tahun 2024," ucap Khofifah.
Sementara untuk Better Environment, Gubernur Khofifah secara khusus mengingatkan para Kepala Daerah untuk menjaga keseimbangan dalam minat pembangunan industri dan Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD). Serta memastikan, untik LSD tidak digunakan untuk industrialisasi. Pastikan area industri dari lahan tidak produktif. Tujuannya adalah untuk menjaga produktifitas dari luasan lahan yang telah ada.
"Mohon kepada seluruh Kepala Daerah agar LSD jangan dikonversi ke industri. Cari lahan-lahan lain yang dalam kondisi idle. Maka baru kita bisa masuk ke Better Life sebagai implementasi yang terakhir," tegasnya.
Dengan terpenuhinya empat implementasi tersebut, Gubernur Khofifah meyakini bahwa bukan tidak mungkin Indonesia, utamanya Jawa Timur bisa menuju Kedaulatan Pangan, bukan sekedar Ketahanan Pangan.
"Potensi pangan kita luar biasa, masyarakat kita luar biasa. Diberi stimulan kecil, hasil produktifitasnya luar biasa. Jadi kita harus terus optimis tapi tetap waspada," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo mengaku takjub atas keberhasilan Jawa Timur dalam surplus beras pada tahun 2021 lalu. Secara khusus, dirinya menyampaikan apresiasi penuh atas kerja keras seluruh insan pertanian Jatim yang menjadikan Jatim sebagai pemasok pangan bagi 16 daerah lainnya.