Petrokimia Gresik Gebrak Industri Hilirisasi Cetak Cuan, Dirut Sabet Gelar CEO Teladan

pemerintahan | 25 Maret 2025 05:05

Petrokimia Gresik Gebrak Industri Hilirisasi Cetak Cuan, Dirut Sabet Gelar CEO Teladan
Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo saat menerima penghargaan "The Best CEO Developing Talent" di Jakarta. (dok pawartajatim.com)

Petrokimia Gresik tak main-main dalam menjalankan hilirisasi. Salah satu gebrakan terbesar mereka adalah produksi green surfaktan yang digunakan di sektor minyak dan gas (migas) melalui teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) atau peningkatan perolehan minyak. Teknologi ini mampu meningkatkan produksi di lapangan minyak tua dan membuka peluang bisnis baru yang bernilai tinggi.

Tak berhenti di situ, Petrokimia Gresik bersiap memulai pembangunan pabrik Soda Ash pada tahun 2025. Pabrik ini diharapkan menjadi tulang punggung industri kaca dan deterjen dalam negeri.

“Jika pabrik Soda Ash beroperasi sesuai target pada 2028, diproyeksikan mampu menyumbang pendapatan hingga Rp1,6 triliun per tahun,” ungkap Dwi Satriyo dengan optimisme tinggi.

Selain itu, Petrokimia Gresik juga menjadi ujung tombak Pupuk Indonesia dalam pengembangan energi hijau. Mereka ditunjuk sebagai lokasi pembangunan pabrik green hydrogen dan green ammonia dengan memanfaatkan potensi energi bersih dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), yang masing-masing merupakan pembangkit listrik berbasis tenaga matahari dan angin, dengan kapasitas maksimal 200 Megawatt (MW).

“Kami bertransformasi dari Single Industry Firm menjadi Related Diversified Industry. Hilirisasi menjadi kunci utama menciptakan nilai tambah dan mendukung kemandirian industri nasional,” jelasnya.