Waketum PBNU Jelaskan Hubungan Keilmuan Syaikhona Kholil dan Syekh Nawawi Al-Bantani

pemerintahan | 12 April 2025 22:20

Waketum PBNU Jelaskan Hubungan Keilmuan Syaikhona Kholil dan Syekh Nawawi Al-Bantani
Waketum PBNU KH Zulfa Mustofa (dua dari kiri) saat Seminar Memorial 1 Abad Syaikhona Muhammad Kholil, Bangkalan. (dok nu.or.id)

Bangkalan, PustakaJC.co - Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa menjelaskan pentingnya tradisi keilmuan Ahlussunnah wal Jamaah, di mana setiap ulama memiliki guru utama yang mewariskan ilmu-ilmunya kepada para muridnya. Penjelasan ini disampaikan oleh Kiai Zulfa dalam Seminar Memorial satu Abad Syaikhona Muhammad Kholil yang digelar di kompleks maqbarah Syaikhona Muhammad Kholil, Martajasah, Bangkalan.

 

"Syaikhona Kholil memiliki guru utama, yaitu Syekh Nawawi Al-Bantani. Ini seperti para imam mazhab yang memiliki guru utama meskipun banyak guru yang mereka pelajari. Begitu juga dengan Syaikhona Kholil, guru utamanya adalah Syekh Nawawi." ujar Kiai Zulfa di hadapan peserta seminar Dikutip dari nu.or.id Sabtu, (12/4/2025).

Kiai Zulfa menambahkan, bahwa seperti halnya imam mazhab yang memiliki guru utama, begitu pula dengan Syaikhona Kholil. Misalnya, Imam Abu Hanifah yang memiliki guru utama Hammad bin Abi Sulaiman. Selama 18 tahun, Imam Abu Hanifah belajar dari Hammad.

"Syaikhona Kholil mengaji dengan Syekh Nawawi dalam waktu yang cukup lama. Hal ini tercatat dalam beberapa kitab, di antaranya kitab yang ditulis oleh Syekh Mahfudz At-Tarmasi dan Syekh Yasin Al-Fadani. Syekh Nawawi Al-Bantani menjadi salah satu sumber ilmu utama bagi Syaikhona Kholil." jelas Kiai Zulfa

Selain itu, Kiai Zulfa mengungkapkan bahwa Syaikhona Kholil juga pernah menyebut Syekh Nawawi Al-Bantani sebagai guru sufi yang mendalam dalam ilmu ketuhanan. Dalam sebuah dialog dengan Habib Salim bin Jindan, Syaikhona Kholil menggambarkan Syekh Nawawi sebagai sosok yang memiliki kedalaman ilmu sufi dan spiritualitas tinggi.

"Pada saat itu, Habib Salim bertanya kepada Syaikhona Kholil tentang karya Syekh Nawawi yang berjudul Marah Labid. Ini menunjukkan kedekatan spiritual dan ilmiah antara keduanya," tambah Wakentum PBNU ini.

Seminar yang dihadiri oleh para ulama, tokoh agama, dan masyarakat ini menjadi momen penting untuk menggali lebih dalam tentang sejarah hubungan keilmuan para ulama besar, khususnya antara Syaikhona Kholil dan Syekh Nawawi. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat ikatan sejarah keilmuan, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya warisan ilmiah dalam tradisi Nahdlatul Ulama.


Dengan penjelasan ini, hubungan keilmuan antara dua tokoh besar, Syaikhona Kholil dan Syekh Nawawi Al-Bantani, semakin terbukti kuat. Pemahaman mendalam tentang sejarah keilmuan ini diharapkan dapat menginspirasi generasi sekarang untuk terus melestarikan tradisi ilmiah yang telah diwariskan para ulama terdahulu. (Ivan)