“Pak Prabowo sebagai Presiden mendengar suara buruh, mendengar apa yang disampaikan buruh. Kami terima kasih kepada Bapak Presiden,” kata Hendi.
Senada, Ria, buruh asal Garut, turut menyuarakan optimisme. Datang bersama lebih dari 1.400 rekan kerja, ia menyebut momentum ini sebagai pengalaman luar biasa.
“Baru pertama ke sini juga langsung disambut sama Bapak Presiden Prabowo, sangat antusias, bangga. Mudah-mudahan semua yang diumumin Bapak Presiden semuanya terlaksanakan,” ujar buruh asal Garut itu.
Hari Buruh 2025 tak hanya bicara soal tuntutan dan kebijakan, tapi juga tentang pengakuan dan perhatian. Kisah sederhana seperti topi dari Presiden menjadi pengingat bahwa keberpihakan bisa hadir dalam bentuk paling manusiawi melihat, mendengar, dan merespons. (ivan)