JAKARTA, PustakaJC.co - Langkah kecil dua pemuda Nigeria di Jakarta menjadi awal dari perjalanan besar dalam mengenal Islam Nusantara. Program Beasiswa Peradaban dari NU membawa mereka belajar langsung dari sumbernya: pesantren Indonesia.
Dua mahasiswa asal Nigeria, Sadiq Ibrahim Adamu dan Abdullahi Muhammad Suleiman, resmi menjadi bagian dari gelombang pertama penerima Beasiswa Peradaban dari Nahdlatul Ulama Scholarship (NUS). Mereka tiba di Indonesia pada Kamis malam, (1/5/2025) dan menjalani orientasi keesokan harinya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat. Dilansir dari nu.or.id, Sabtu, (3/5/2025).
Kedatangan mereka disambut oleh KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) yang menekankan pentingnya pengalaman lintas budaya dalam memperluas perspektif keislaman.
“Di Indonesia, kalian akan belajar tentang Islam yang hidup dalam masyarakat beragam etnis dan budaya. Ini akan menjadi pengalaman yang sangat berharga,” ujar Gus Ulil.
Keduanya akan menjalani pendidikan S1 di Universitas KH Abdul Chalim, Mojokerto, sekaligus mondok di pesantren untuk mendalami ilmu fiqih, nahwu, sharaf, balaghah, dan cabang keilmuan Islam lainnya.
Menariknya, informasi mengenai beasiswa ini pertama kali mereka dapat dari influencer Muslim asal Nigeria, Hamza Ismail Suleiman. Meskipun berasal dari kota yang berbeda, keduanya baru saling bertemu langsung di Bandara Internasional Mallam Aminu Kano sebelum keberangkatan ke Indonesia.
Gus Najih (M Najih Arromadloni), Penanggung Jawab Program, menegaskan bahwa Beasiswa Peradaban merupakan bentuk nyata kontribusi NU dalam bidang pendidikan global.
“Program ini memfasilitasi biaya pendidikan penuh bagi mahasiswa asing yang ingin belajar Islam dari sumbernya di Indonesia,” jelasnya.
Muhammad Syauqilah, Direktur NUS, menambahkan:
“Beasiswa Peradaban adalah langkah awal kerja sama pendidikan antara NU dan komunitas global. Kalian adalah bagian penting dari sejarah baru ini” tambah Direktur NUS itu.
Program ini merupakan bagian dari upaya NU menjadikan Indonesia pusat pembelajaran Islam yang damai, moderat, dan kontekstual.
Melalui Beasiswa Peradaban, NU tidak hanya membuka pintu pendidikan bagi dunia, tetapi juga memperkenalkan wajah Islam yang sejuk dan merangkul perbedaan. Dari Indonesia, semangat Islam Nusantara kini menjangkau lintas benua. (ivan)