Pesan tersebut sejalan dengan tema Hari Literasi Internasional tahun ini, “Promoting Literacy in the Digital Era” atau “Mempromosikan Literasi di Era Digital”. Menurut Khofifah, digitalisasi telah mengubah cara belajar, bekerja, hingga bersosialisasi, sehingga literasi harus dipahami tidak hanya secara tekstual, tetapi juga kontekstual.
“Informasi sangat masif beredar di dunia maya. AI membuat banyak orang takjub, tetapi juga menuntut kecermatan. Kroscek, konfirmasi, atau tabayun sangat dibutuhkan agar informasi tidak ditelan mentah-mentah,” tegasnya.
Khofifah mengingatkan bahwa hoaks, ujaran kebencian, dan provokasi beredar begitu cepat melalui gawai masyarakat. Karena itu, kemampuan literasi digital perlu ditingkatkan agar masyarakat mampu memfilter informasi dan bersikap bijak dalam menyebarkan berita.
 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                