Studi tersebut ditargetkan rampung akhir September 2025, kemudian dipresentasikan pada Oktober. Fabby menegaskan, SETI akan terus mendampingi pemangku kepentingan agar Surabaya menjadi kota terdepan dalam dekarbonisasi sektor bangunan.
Kepala Bappedalitbang Surabaya, Irvan Wahyudrajad, menegaskan isu energi terbarukan bukan sekadar wacana.
“Sektor bangunan adalah penyumbang 40 persen emisi energi global di 2030. Karena itu, konsep compact city dan green building kami terapkan sesuai visi kota berkelanjutan,” katanya.
Pemkot Surabaya telah menerapkan Green Building pada sejumlah fasilitas publik, seperti Terminal Intermoda Joyoboyo, Gedung Bappedalitbang, serta pemasangan solar cell di sekolah, kantor, hingga lampu lalu lintas. Selain itu, PSEL Benowo sebagai pembangkit listrik tenaga sampah pertama di Indonesia juga menjadi wujud nyata komitmen energi hijau kota ini.