PROBOLINGGO, PustakaJC.co - Plt. Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menegaskan bahwa Yadnya Kasada bukan sekadar upacara adat, melainkan representasi jati diri dan kebanggaan budaya bangsa Indonesia. Pernyataan itu disampaikan saat menghadiri Resepsi Yadnya Kasada yang digelar di kawasan Gunung Bromo, 10–11 Juni 2025.
“Bromo Tengger Semeru yang di dalamnya ada budaya Yadnya Kasada adalah ikon Jawa Timur. Ini pionir identitas budaya kita. Harapan kami bisa menjadi kebanggaan nasional,” ujar Emil dalam sambutannya. Dikutip dari jatimpos.co, Kamis, (12/6/2025).
Menurutnya, masyarakat Tengger telah menunjukkan keteguhan luar biasa dalam melestarikan warisan leluhur di tengah tantangan zaman modern. Budaya Tengger disebutnya sebagai comparative advantage Indonesia yang tidak bisa ditiru bangsa lain.
“Ini aset besar. Sejarah warisan budaya adalah kekuatan kita. Tidak bisa diklaim bangsa mana pun,” tegas PLT Gubernur ini.
Emil juga menyoroti pengembangan kawasan Desa Ngadisari yang berada di sekitar Gunung Bromo sebagai salah satu pusat budaya dan wisata unggulan.
“Jalannya sudah rapi, grade-nya seperti perumahan. Desa ini kami bayangkan bisa disandingkan dengan Panglipuran. Sebuah desa wisata dan budaya berkelas dunia,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Pemprov Jatim juga mengimplementasikan Program Hibah Jalan Daerah (PHJD) di wilayah Bromo. Pembangunan infrastruktur ini disebut Emil tidak hanya fisik, tapi juga memperkuat jiwa budaya.
“Kami tidak hanya isi dengan material seperti batu dan aspal. Tapi kami isi juga jiwanya dengan budaya,” kata Emil.
Dalam kesempatan yang sama, Emil turut menyaksikan penyerahan SK Bupati tentang Penetapan, Pengakuan, dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat Tengger yang dianggap sebagai tonggak penting pelestarian budaya lokal.
“Ini milestone baru, semangat besar untuk memperkuat ekosistem budaya,” tambah Wakil Gubernur Jawa Timur itu.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, yang hadir langsung dalam acara tersebut mengaku bangga bisa melihat langsung kekayaan budaya masyarakat Tengger. Ia bahkan dikukuhkan sebagai Warga Kehormatan Sesepuh Tengger.
“Inilah kekayaan budaya kita. Dalam budaya, Indonesia adalah negara adikuasa. Kita super power secara budaya, dengan ekspresi dan keragaman yang luar biasa,” ungkap Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon.
Fadli juga menegaskan komitmen pemerintah melalui pendirian Kementerian Kebudayaan secara independen, untuk pertama kalinya sejak 79 tahun Indonesia merdeka.
“Presiden Prabowo mendirikan Kementerian Kebudayaan secara mandiri. Ini bukti bahwa budaya menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional,” katanya.
Baginya, pelestarian budaya bukan hanya soal menjaga tradisi, tetapi juga soal mengantar Indonesia menuju masa depan yang berakar kuat pada nilai-nilai luhur.
“Perbedaan bukan ancaman, tapi anugerah. Dari sinilah kekuatan budaya Indonesia tumbuh,” pungkas Fadli.
Yadnya Kasada di Bromo bukan sekadar perayaan adat, tapi wujud nyata dari semangat gotong royong, kearifan lokal, dan kekuatan identitas bangsa. Ketika budaya dijaga dan diberi ruang tumbuh, maka Indonesia tidak hanya besar secara wilayah, tapi juga besar dalam peradaban. (ivan)