SURABAYA, PustakaJC.co - Kemampuan berbicara yang efektif terlihat dari cara kita menyampaikan pesan sehingga mudah dipahami dan mampu memengaruhi orang lain.
Setiap situasi komunikasi membutuhkan pendekatan yang berbeda, dan di sinilah pentingnya penerapan teknik berbicara. Teknik berbicara sendiri dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Teknik berbicara terpimpin
2. Teknik berbicara semi-terpimpin
3. Teknik berbicara bebas
Teknik berbicara terpimpin
Teknik berbicara terpimpin adalah metode pengajaran berbicara yang dilakukan dengan pengawasan penuh dari guru. Dalam teknik ini, terdapat dua pendekatan utama: guru mengontrol apa yang akan diucapkan oleh siswa, dan siswa diberi kebebasan untuk menyusun kalimat serta memilih kata yang sesuai.
Teknik berbicara terpimpin mencakup penyusunan frasa dan kalimat, dialog, serta pembacaan puisi secara lisan. Pelaksanaannya dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti dialog yang diperankan, dialog menggunakan gambar, dialog dengan wayang, atau dialog berdasarkan teks tertulis.
Teknik berbicara semi terpimpin
Teknik berbicara semi-terpimpin adalah metode pengajaran berbicara yang memungkinkan siswa berbicara dengan bebas, tetapi tetap mendapat bimbingan dari guru. Teknik ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, seperti:
- Reproduksi cerita
Reproduksi cerita adalah kegiatan mengulang kembali cerita yang pernah dibaca atau didengar sebelumnya. Contohnya, siswa diminta untuk menceritakan ulang kisah yang telah disampaikan oleh guru.
- Cerita berantai
Cerita berantai adalah kegiatan menyampaikan cerita secara bergantian dari satu kelompok ke kelompok lain hingga semua kelompok selesai berpartisipasi.
- Melaporkan isi bacaan
Melaporkan isi bacaan adalah menyampaikan ringkasan dari buku yang telah dibaca, baik buku cerita fiktif maupun nonfiktif. Misalnya, siswa diminta membaca sebuah buku di rumah, kemudian menyampaikan isinya secara lisan di depan teman-teman mereka.
Teknik berbicara bebas
Teknik berbicara bebas adalah metode pengajaran berbicara yang memberikan kebebasan penuh kepada siswa untuk menyampaikan ide, perasaan, atau pemikiran mereka, sementara guru berperan sebagai fasilitator.
Dalam teknik ini, guru hanya memberikan panduan umum, seperti larangan menggunakan kata-kata tidak pantas atau mengkritik tanpa alasan yang jelas. Siswa didorong untuk berkomunikasi secara bebas di kelas, tetapi tetap dalam pengawasan guru. Teknik berbicara bebas meliputi berbagai kegiatan, seperti diskusi, drama, wawancara, pidato, dan bermain peran. (nov)