Ia menekankan bahwa SFC merupakan langkah inovatif yang bertujuan membentuk kesadaran sejak dini mengenai pentingnya ketahanan pangan. Apalagi, sejumlah sekolah telah memiliki laboratorium dan lahan luas yang mendukung praktik dan penelitian langsung.
Dalam kunjungan ke SMAN 2 Ngawi untuk meresmikan program SFC, Aris mengungkapkan bahwa sekolah tersebut telah membudidayakan berbagai komoditas seperti kacang tanah, kacang hijau, ketela rambat, cabai, terong ungu, tomat, bayam, bunga kol, daun kenikir, nanas merah, hingga belimbing.
Tak hanya fokus pada program SFC, Aris juga memberikan apresiasi atas kondisi sarana dan prasarana sekolah yang dinilai sangat mendukung proses belajar mengajar. “Misalnya saja ruang kelas yang tertata apik, fasilitas pendukung yang lengkap, serta lingkungan sekolah yang asri menjadi poin-poin yang mendapatkan apresiasi,” ucapnya.
Ia juga menyoroti berbagai kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 2 Ngawi seperti Karya Tulis Ilmiah dengan produk eco enzyme, serta ekskul robotika yang mengembangkan teknologi filtrasi dari limbah organik dan mobil kendali jarak jauh.