“Kami ingin calon pemimpin masa depan tinggal dan belajar langsung dari masyarakat desa. Mereka harus menyatu dan memahami problem nyata,” ungkap Stella.
Lebih dari sekadar pendidikan, program ini juga diharapkan menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Ekosistem pendidikan yang dibangun akan diarahkan agar bersinggungan dengan kebutuhan masyarakat dan berkontribusi dalam bidang sains dan teknologi berbasis lokal.
Melalui pendekatan ini, pemerintah ingin memastikan bahwa SMA Unggulan Garuda bukan hanya menjadi sekolah elit, tetapi juga agen perubahan sosial yang inklusif. “Kami ingin sekolah ini mencetak pemimpin masa depan yang punya wawasan global tapi tetap berpijak pada akar lokal,” pungkas Stella. (nov)