Budaya membaca dan menulis terus meningkat seiring perkembangan ilmu pengetahuan. Tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan sains, keduanya saling berhubungan. Maka, tidak heran jika pada masa berikutnya, ada seorang ulama yang juga ahli astronomi, ahli kedokteran, ahli politik dan ahli dalam bidang lainnya.
Islam berkembang pesat pada masa kekhilafahan Umayyah, Abbasiyah hingga terakhir di masa Turki Utsmani. Kemajuan itu mencakup seluruh sisi dalam kehidupan. Hal ini tidak lepas dari budaya literasi yang semakin meningkat dan difasilitasi oleh beberapa khalifah yang menjadi penguasa di masa itu. Hingga akhirnya peradaban Islam hilang dan dirampas ketika kekhilafahan Islam mulai diruntuhkan.
Keruntuhan kepemimpinan Islam masih menyisakan semangat kebangkitan umat Islam. Kebangkitan yang dimulai oleh para ulama yang masih berpegang teguh pada Alquran dan hadis. Para ulama tanpa henti berusaha memajukan Islam dan kaum muslim melalui dakwah. Dakwah melalui dunia pendidikan maupun melalui penulisan kitab.
Berkaitan dengan dakwah bil-kitabah (melalui tulisan), Nabi pun melakukan hal tersebut. Hal ini dilakukan ketika menyebarkan surat kepada raja-raja di luar Arab. Dakwah dengan tulisan dinilai efektif dan efisien. Tanpa membutuhkan waktu lama, tenaga dan dana yang besar, dakwah bisa menyebar di waktu bersamaan.