“Nanti ada buku pintarnya untuk setiap guru. Kurikulum ini akan membuat anak-anak kita akrab satu sama lain tanpa harus menanggalkan keyakinan mereka. Mereka tetap beragama, tapi bisa saling menghargai,” lanjut Menag.
Peluncuran KBC juga dihadiri oleh Dirjen Pendidikan Islam Suyitno, para rektor PTKIN, Kakanwil Kemenag Sulsel, serta Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kemenag. Kegiatan ini berlangsung luring dan daring, melibatkan ratusan pemangku kepentingan pendidikan agama dari seluruh Indonesia.
Kemenag memastikan, KBC bukan hanya sebatas dokumen, tapi sebuah gerakan nasional. Langkah berikutnya adalah sosialisasi dan pelatihan guru, penyesuaian metode pembelajaran, penyusunan materi lintas pelajaran, hingga penyediaan sarana pendukung.