Menyoroti dugaan kasus perundungan (bullying) di balik insiden ledakan SMAN 72 Jakarta, Aries menegaskan bahwa perilaku tersebut tidak dapat ditoleransi. Dindik Jatim, kata dia, terus melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah guna memutus rantai kekerasan di lingkungan pendidikan.
“Pendekatan humanis melalui pembinaan dan pendampingan diperlukan agar potensi tindakan berbahaya bisa dicegah sejak dini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Aries meminta guru Bimbingan Konseling (BK) dan wali kelas lebih aktif mendeteksi siswa yang menunjukkan perilaku ekstrem atau mengalami tekanan psikologis. Ia menegaskan bahwa perhatian dan pendampingan dari guru sangat penting untuk mencegah siswa menjadi korban maupun pelaku kekerasan.
Selain itu, Dindik Jatim juga mendorong sekolah untuk mengadakan kegiatan edukatif yang menumbuhkan empati dan karakter positif antarsiswa.
“Sekolah bukan hanya tempat belajar, tapi juga ruang untuk membentuk karakter dan empati sosial,”tambahnya.